Obesitas Bisa Sebabkan Penurunan Daya Ingat dan Kemampuan Belajar

Rabu, 14 November 2018 - 10:30 WIB
Obesitas Bisa Sebabkan...
Obesitas Bisa Sebabkan Penurunan Daya Ingat dan Kemampuan Belajar
A A A
JAKARTA - Konsumsi makanan dengan kadar lemak berlebihan dan gula yang tinggi akan berpengaruh buruk pada otak, yaitu hilangnya memori dan kemampuan belajar. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa obesitas menyebabkan kerusakan pada fungsi kognitif seseorang. Hal ini bisa diukur dengan beberapa tes memori dan pembelajaran, seperti kemampuan mengingat kata-kata yang disebutkan beberapa menit atau jam sebelumnya.

Yang paling utama adalah hubungan antara berat badan dan fungsi kognitif hadir setelah faktor termasuk tingkat pendidikan dan kondisi medis dikendalikan. Kerusakan kognitif yang disebabkan oleh pola diet juga dapat muncul secara cepat dalam kurun waktu mingguan bahkan harian. Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan di Oxford University menunjukkan orang dewasa yang sehat dan menerapkan pola diet dengan kandungan lemak yang tinggi (75% dari asupan energi) selama lima hari mengalami penurunan daya ingat dan mood dibanding kelompok yang menerapkan pola diet dengan kandungan lemak rendah.

Dilansir dari The Conversation, penelitian lain yang dilakukan oleh Macquarie University juga menemukan bahwa konsumsi makanan dengan kandungan lemak dan gula yang tinggi setiap hari atau setidaknya empat hari akan mengakibatkan berkurangnya kemampuan memori dan belajar seperti yang dialami oleh individu yang mengalami kelebihan berat badan dan obesitas. Temuan-temuan ini menegaskan hasil penelitian terhadap tikus yang menunjukkan bahwa bentuk memori tertentu bisa rusak hanya karena konsumsi makanan yang mengandung gula dan makanan cepat saji manusia seperti kue dan biskuit.

Berat badan tidak berpengaruh besar baik pada kelompok yang menerapkan pola makan yang sehat dan kelompok dengan pola diet yang buruk. Hal ini menunjukkan konsekuensi dari pola diet yang buruk bisa terjadi bahkan ketika berat badan seseorang tidak terlihat berubah. Penelitian ini menunjukkan bahwa berat badan bukanlah alat prediksi yang terbaik untuk menentukan kesehatan tubuh. Peneliti belum mengetahui mekanisme bagaimana makanan dengan kandungan gula dan lemak yang tinggi bisa merusak fungsi kognitif seseorang dalam tempo yang singkat.

Satu bentuk mekanisme yang bisa menjelaskan terkait dengan kandungan gula darah dari pola diet yang memakan makanan dengan kandungan gula dan lemak yang tinggi adalah fluktuasi pada kandungan gula darah dapat merusak metabolisme glukosa dan bagaimana insulin bisa memberi sinyal pada otak. Banyak orang menggunakan badannya yang kurus sebagai alasan untuk makan makanan tidak sehat dan tidak berolahraga. Namun, berat badan bukanlah indikator yang tepat untuk menentukan kesehatan tubuh. Indikator yang lebih baik adalah pola makan.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1041 seconds (0.1#10.140)